Mencari Sarang
Sebuah kebodohan telah terjadi di awal minggu ini, saya lupa kalau kontrak dengan apartemen yang sekarang akan berakhirpada tanggal 29. Sadarnya pas udah tanggal 16 hahay!! Baiklah dengan sisa waktu yang tinggal 13 hari ini saya pun tergopoh-gopoh untuk mencari tempat baru.
Ya, mencari tempat baru. Rasanya saya agak ciong dengan tempat yang sekarang. Ehehehe..begitulah, saya percaya dengan hal-hal 'begituan'. Bahwa energi dari sebuah rumah akan mempengaruhi apa yang akan kita rasakan selama tinggal di sana. Memang sih saya akan banyak traveling, tapi kan bukan berarti saya harus mengabaikan kenyamanan hidup kalau sedang ada di rumah.
Dari hari pertama tinggal di sini selalu ada sesuatu yang membuat saya gelisah. Ada-ada aja deh kegelisahan itu yang sedikit banyak mempengaruhi performance kerja saya. Kegelisahan itu mempengaruhi konsentrasi saya. Saya khawatir itu akan mempengaruhi hubungan saya dengan si pacar. Iya banget di awal-awal, tapi sukurlah mudah-mudahan sekarang terutama saya sudah bisa mengendalikan semuanya dengan lebih baik.
Saya punya banyak tamu. Resikonya tinggal di salah satu affordable heaven on earth for Indonesian, banyak teman dan keluarga yang sudah menjadwalkan kunjungan ke sini. Sebagai host saya ingin bisa menjamu mereka dengan baik. Tempat tinggal dengan ruang yang cukup memang kemudian menjadi kebutuhan.
Selain itu, sebentar lagi bulan puasa. Rasanya nggak afdhol kalo saya tidak menjaga dengan baik kehalalan makanan yang saya konsumsi. Di kota ini, dimana makanan halal hanya punya tiga pilihan 1). mahal banget 2). lokasinya jauh pisan 3). makanan awetan dalam kaleng *mendadak mual pusing* maka saya harus mengusahakan sendiri. Pilihan paling murah adalah masak sendiri. Tempat saya sekarang nggak ada kompor. Kalo mau masak ya harus pasang kompor sendiri. Dan nggak ada penyedot asap, jadi bisa dibayangkan betapa baunya kasur dan bantal setelah saya menggoreng telur dadar misalnya. Studio apartment gitu loh...
Kebutuhan saya sekarang adalah: apartemen dengan dapur dan kamar terpisah dengan sofa besar yang bisa buat tidur. Sialnya yang seperti itu harganya maharani :p Jadi saya harus menemukan tempat yang dalam jangkauan jalan kaki dari kantor supaya bisa menekan biaya transportasi.
Pusing deh ya beberapa hari ini kelilingan gedung-gedung apartemen. Tadi nemu tempat dengan harga yang cocok tapi nggak ada kasur, sofa dan kompor. Yang punya akhirnya mau beliin sofa dan kasur tapi harga naik 30%. Plus dia nggak mengizinkan memasak dengan kompor di unit dia. Sudahlah ke laut aje deh yeeee..
Masih pusing sekarang karena pilihan yang ada tinggal sedikit, mahal, dan saya harus berpacu dengan waktu dan kompetisi dengan calon penyewa lain. Masih ada beberapa appointment yang harus saya datangi di hari senin. Ada juga sih yang menjanjikan kamis nanti tapi stralah nggak mau nunggu ah. Gila aja sewa berakhir jumat kok saya kamis masih belum punya pilihan. Bikin kontrak dengan pemilik dan pengelola kan juga butuh waktu gituh.
Final decision: Monday night. Nanti akan mengapdet kembali akan kemana saya bersarang dalam 6 bulan ke depan hiks hiks.. Wish me luck, world *menunduk takzim*
Ya, mencari tempat baru. Rasanya saya agak ciong dengan tempat yang sekarang. Ehehehe..begitulah, saya percaya dengan hal-hal 'begituan'. Bahwa energi dari sebuah rumah akan mempengaruhi apa yang akan kita rasakan selama tinggal di sana. Memang sih saya akan banyak traveling, tapi kan bukan berarti saya harus mengabaikan kenyamanan hidup kalau sedang ada di rumah.
Dari hari pertama tinggal di sini selalu ada sesuatu yang membuat saya gelisah. Ada-ada aja deh kegelisahan itu yang sedikit banyak mempengaruhi performance kerja saya. Kegelisahan itu mempengaruhi konsentrasi saya. Saya khawatir itu akan mempengaruhi hubungan saya dengan si pacar. Iya banget di awal-awal, tapi sukurlah mudah-mudahan sekarang terutama saya sudah bisa mengendalikan semuanya dengan lebih baik.
Saya punya banyak tamu. Resikonya tinggal di salah satu affordable heaven on earth for Indonesian, banyak teman dan keluarga yang sudah menjadwalkan kunjungan ke sini. Sebagai host saya ingin bisa menjamu mereka dengan baik. Tempat tinggal dengan ruang yang cukup memang kemudian menjadi kebutuhan.
Selain itu, sebentar lagi bulan puasa. Rasanya nggak afdhol kalo saya tidak menjaga dengan baik kehalalan makanan yang saya konsumsi. Di kota ini, dimana makanan halal hanya punya tiga pilihan 1). mahal banget 2). lokasinya jauh pisan 3). makanan awetan dalam kaleng *mendadak mual pusing* maka saya harus mengusahakan sendiri. Pilihan paling murah adalah masak sendiri. Tempat saya sekarang nggak ada kompor. Kalo mau masak ya harus pasang kompor sendiri. Dan nggak ada penyedot asap, jadi bisa dibayangkan betapa baunya kasur dan bantal setelah saya menggoreng telur dadar misalnya. Studio apartment gitu loh...
Kebutuhan saya sekarang adalah: apartemen dengan dapur dan kamar terpisah dengan sofa besar yang bisa buat tidur. Sialnya yang seperti itu harganya maharani :p Jadi saya harus menemukan tempat yang dalam jangkauan jalan kaki dari kantor supaya bisa menekan biaya transportasi.
Pusing deh ya beberapa hari ini kelilingan gedung-gedung apartemen. Tadi nemu tempat dengan harga yang cocok tapi nggak ada kasur, sofa dan kompor. Yang punya akhirnya mau beliin sofa dan kasur tapi harga naik 30%. Plus dia nggak mengizinkan memasak dengan kompor di unit dia. Sudahlah ke laut aje deh yeeee..
Masih pusing sekarang karena pilihan yang ada tinggal sedikit, mahal, dan saya harus berpacu dengan waktu dan kompetisi dengan calon penyewa lain. Masih ada beberapa appointment yang harus saya datangi di hari senin. Ada juga sih yang menjanjikan kamis nanti tapi stralah nggak mau nunggu ah. Gila aja sewa berakhir jumat kok saya kamis masih belum punya pilihan. Bikin kontrak dengan pemilik dan pengelola kan juga butuh waktu gituh.
Final decision: Monday night. Nanti akan mengapdet kembali akan kemana saya bersarang dalam 6 bulan ke depan hiks hiks.. Wish me luck, world *menunduk takzim*
Labels: living abroad
0 Comments:
Post a Comment
<< Home