<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9640075\x26blogName\x3dthis+is+about+ME+and+me\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nanaworld.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nanaworld.blogspot.com/\x26vt\x3d-8684301165100716096', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Tuesday, February 07, 2012

Menghitung Berkat Tuhan - Belajar Bersyukur

Teman saya si bocah bagus itu menuliskan tentang mengisi hidup dengan syukur.  Iya, dia bilangnya begitu.  Sebenernya inti tulisan dia itu adalah sesuatu yang sering banget digembar-gemborkan oleh rubrik perempuan di banyak majalah online dan cetak.  Tapi entah kenapa sekali ini cara dia menuliskan betul-betul menohok ulu hati saya :)

Ambil contoh kehidupan percintaan yang akhir-akhir ini menghabiskan hampir seluruh space di otak saya. Tidak semudah pada saat memutuskan untuk menjalani hidup bersama, ternyata saya harus berjuang habis-habisan untuk bisa bertahan bersama si pacar.  Ya gitulah, berdamai dengan perasaan bersalah kepada diri sendiri ditambah dengan ketidakjelasan sikap dia tentang mau dibawa kemana ini relationship.  Kan nggak mungkin seumur hidup saya bersedia menjadi selingkuhan.  Kalau mau berkonsentrasi dengan hal-hal itu sih mungkin saya sudah depresi berats dan akan merusak aspek2 hidup yang lain.  Tapi saya ingin mencoba melihat dengan perspektif menghitung berkat Tuhan.

Tuhan memberikan saya kesempatan untuk merasakan hal-hal yang seharusnya menjadi hak saya 20 tahun lalu.  Bertemu lagi dengan kamu, sunshine.  Hal-hal absurd yang biasanya hanya terjadi dalam sinetron itu betul-betul terjadi.  Seluruh isi paket perasaan cinta, cemburu, sedih, bahagia, putus asa itu akhirnya kami rasakan sebagai pasangan.  Dan kalau dipikir-pikir, jauh lebih banyak masa indah dan bahagia yang sudah kami jalani bersama.  Saya dan dia adalah dua orang yang hampir selalu berpijak di ground yang berbeda tetapi berbicara dengan bahasa yang sama.  Tidak terhitung argumentasi penting nggak penting yang telah kami lakukan yang karenanya saya menjadi lebih mengenal laki-laki itu dan membuat saya semakin mencinta.

Romantisme sehari-hari kami memang intensitasnya sudah sangat memudar sekarang ini.  Tapi kami pernah mengalaminya dan semua itu selalu muncul kembali dalam ingatan saya.  Pada saat dia belum terlalu sibuk dengan jadwal pekerjaan yang sekarang ini dan saya masih tinggal di Jakarta, saat-saat paling menyenangkan buat saya adalah melihat sebentuk kepala bunder yang tersenyum di luar pintu ruangan kerja di Hang Lekir setiap jam 8 malam atau lebih.  Ya, dia menempuh 2 jam perjalanan menyetir sendirian untuk menjemput pacarnya hampir setiap hari :)

Dan waktu-waktu weekend kami pun cukup berwarna dengan upaya-upaya untuk menyesuaikan diri.  Saya menemani dia berlatih sepak bola ataupun hanya sekedar menonton atau mengatur turnamen futsal.  Dan dia pun dengan rela hati menjemput di tempat saya biasa membatik atau mengantar saya belanja sepatu, atau hal-hal lain yang buat sebagian besar laki-laki adalah kegiatan konyol.  Dan duduk-duduk berdua membicarakan banyak hal, entah di warung kopi, sambil makan di pinggir jalan, atau hanya sekedar iseng semalam suntuk di Ancol pun dengan senang kami jalani.  Semuanya demi mencari kesesuaian dan keseimbangan berdua :)

Kedekatan itu menciptakan pemahaman yang indah dan menumbuhkan kepercayaan.  Bahwa pada saat sedang tidak bersama kami selalu yakin bahwa satu sama lain saling merindukan, ada di hati, dan tidak sabar untuk kembali bertemu.  Entah kemana semangat pengorbanan waktu dan energi itu sekarang pergi.  Sekarang kami hampir selalu mengutamakan hal-hal lain di atas upaya menguatkan kebersamaan.  Rasanya baru kemarin hidup berdua betul-betul terasa tanpa beban ya :)

Tapi apapun yang terjadi sekarang, pada saat saya melihat keseluruhannya, syukur kepada Tuhan yang memberikan kesepatan langka untuk kembali bersama tetap harus saya utamakan.  Tanpa campur tangan-Nya saya tentu tidak akan pernah bertemu kembali dengan laki-laki kecil berponi dahsyat (dulu) yang adalah cowok ranking pertama itu :)

Dan tentunya terima kasih atas satu tahun yang sangat indah ini, sunshine..  Kalaupun kita harus mengakhiri kebersamaan ini, tentunya kita bisa melakukannya dalam keadaan masih sangat saling mencintai ya sayang.  Kita tahu bahwa situasinya cukup sulit sekarang ini dan kita kan nyaris nggak bisa maju.  Jadi memang realistisnya kita harus berhenti.  Tidak akan mudah karena hati ini sudah terlanjur saya serahkan 20 tahun yang lalu kepadamu.  Tapi Tuhan kan selalu memberi berkat yang berlimpah kepada kita berdua, jadi kita harus yakin bahwa ada hal-hal baik yang akan terjadi setelah kita berdua melampaui fase ini.  Tetap optimis ya, karena bagaimanapun situasi kita di masa yang akan datang kita tahu hati kita tidak bisa dipisahkan lagi.  We're perfect for each other and we will still support each other for the rest of our life, loving each other in many different ways :)

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home