<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9640075\x26blogName\x3dthis+is+about+ME+and+me\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nanaworld.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nanaworld.blogspot.com/\x26vt\x3d-8684301165100716096', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Monday, January 17, 2005

People Crisis Center

Tempatnya sumpek sama barang2. Nggak kayak kantor HKI di Kemang yang serba higienis dan rapi jali, disini malah nggak tersedia tissue di toilet. Kalo kesana aku biasanya duduk2 di tikar, di sela2 tumpukan kardus indomie, kardus minyak goreng, karung beras, kardus2 susu, dan kardus2 biskuit yang ditumpuk sampe hampir ke atapnya.

Tapi aku seneng datang kesana. Kalo kalimat canggihnya sih, atmosfernya sangat merangsang kretifitas otakku yang memang sudah sangat kreatif ini (dengan segala rancangan skenario sinetron yang sudah siap dituangkan ke komputer dan ntar mo dikirim ke multivision dan akan dibintangi Nafa Urbach, Paramitha Rusady dan Adam Jordan, tentunya hanya orang yang iri hati aja yang bilang aku nggak kreatif :P).

People Crisis Center alias PCC tuh LSM lokal yang base-nya di Banda Aceh. Mereka ini kumpulan anak-anak muda yang dulunya adalah temen2 kuliah. Sebelum ada bencana gempa dan tsunami di Aceh, mereka ambil spesialisasi community development. Mereka punya beberapa kelompok rumah tangga yang dibina biar bisa cari uang dengan usaha sendiri.
Sejak bencana ini terjadi mereka ikut terjun nyalurin sembako buat beberapa camp pengungsian. Karena mereka anak2 asli aceh, kayaknya para korban itu juga banyak ngandelin mereka buat cari info anggota keluarganya yang masih hilang.
Walopun relawan2nya udah pada kecapean (keliatan deh, bola matanya yang putih tuh semua udah jadi kecoklatan sekarang) tapi mereka masih sangat tenang dan sabar ngadepin orang2 yang kadang2 dateng sambil marah2.

Sekarang ini mereka dapet bantuan bantuan sembako terbesar dari Terre Des Hommes (Belanda). Tapi tetep aja nggak akan mencukupi to, lha wong selain camp binaan mereka juga banyak camp lain yang minta bantuan.
Mudah2an ajalah mereka bisa nambah tempat ngedapetin sembako biar bisa nerusin pemberian bantuan.

Senengnya lagi, mereka nggak lupa kalo akan ada masalah jangka panjang yang bakalan timbul. Jadi nggak cuma masalah makanan aja yang mreka pikirin, masalah pendidikan anak2 juga udah mulai coba dicari solusinya. Malahan masalah kemungkinan berjangkitnya rabies udah mulai mreka antisipasi.
Eh beneran lo, mungkin aja rabies bakalan jadi ancaman bentar lagi. Lha anjing2 liar di Banda Aceh tuh sekarang ini kan kayaknya banyak makan bangkai mayat tuh.

Aku liat mereka dinamis banget. Penuh ide2 segar yang kadang2 gila tapi masuk akal, gak ada capenya, tulus. Keadaan ini sangat sulit banget ditemui di LSM besar apalagi yang skalanya internasianal. Kayak tempat aku kerja aja deh, kami tuh sekarang rasanya udah jadi sebuah mesin organisasi yang besar dan bekerja sangat mekanis walopun nggak selalu efisien.

Kegairahan seperti yang ada di LSM lokal itu yang aku kangenin dari dulu. Seneng banget rasanya, kalo lagi disana aku bisa menjadi someone, not just something as a part of something bigger.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home