<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9640075\x26blogName\x3dthis+is+about+ME+and+me\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nanaworld.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nanaworld.blogspot.com/\x26vt\x3d-8684301165100716096', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Thursday, December 24, 2009

Me, Perfume, and Being Different

Jadi begini, saya suka yang wangi-wangi. Padahal saya sih nggak wangi-wangi amat tapi dalam kadar ekstrim, saya bisa nggak jadi suka sama seseorang hanya karena unpleasant smell gitu deh. Selfish ya? Biarin aja! :p

Parfum pertama saya adalah the legendary Charlie White dari Revlon ;) Belum punya duit sendiri untuk beli jadi dibeliin sama babe yang botol kecil ajah. Sejak bisa menghasilkan uang sendiri, koleksi parfum saya semakin berubah dan nambah.

Kenapa pengen nulis tentang wewangian hari ini? Karena kemaren waktu di pesawat salah satu Mbak Pramugari menyuguhkan segayung Lovely-nya SJP sepanjang perjalanan menuju Jakarta. Dan tadi pas makan siang, seorang adik dari meja seberang menyuguhkan tidak hanya segayung tapi seember aroma yang sama yang mungkin bisa dicium oleh mas-mas dari balik dinding kaca.

Why do people wear perfume that much? I know exactly the smell of Lovely since I have 1 bottle of it in my collection, and it need more than 15 sprays to give that kind of effect to people in your surrounding :p Oh dear.. ini tentunya adalah masalah personal preferrence. Saya suka yang wangi-wangi tapi nggak berlebihan. Mungkin itu sebabnya saya lebih suka wewangian laki-laki, karena jarang laki-laki yang pake parfum dengan efek bisa kecium dari jarak 10 meter. Unlike mbak-mbak yang kadang suka brutally wangi, dan bikin saya jadi antipati sama parfum dengan aroma tertentu (padahal awalnya suka waktu dipake dalam batas orang normal make parfum).

Anyway... the whole story of perfume pour homme memang membuat preferensi saya kemudian condong ke sana. Sehari-hari saya suka pake The au Rouge dari Bulgari yang aromanya agak-agak sepet. Seluruh koleksi aroma teh dari produsen itu saya suka tapi nggak punya semuanya. Oh Gucci Rush yang aromanya ajaib juga ada di koleksi saya. Hmm... Daffidov Cool water rasanya juga masih ada. Yang for men ya, karena saya nggak suka yang for women :D

Beberapa waktu lalu saya memutuskan membali SJP yang Lovely karena rasanya perlu juga sesekali memunculkan spirit feminin hahaha... Ini melengkapi beberapa jenis parfum beraroma white musk yang saya punya (menurut saya white musk adalah aroma feminin). It feels good wearing those sometimes, misalnya kalo agak2 dingin mendung di pagi hari gitu. Seru aja :)

Pembelian terakhir adalah Jo Malone yang ginger and nutmeg. Love it very much, baunya nggak berlebihan dan tinggal cukup lama. Sayangnya cuma mampu beli yang 30 ml hehehe.. Katanya Jo Malone ini agak nggak luas pasarnya karena aroma yang ditawarkan terlalu unik untuk diterima general public. Apakah benar begitu, saya nggak terlalu tahu juga. Yang jelas nyarinya susah karena nggak masuk mall-mall besar di Jakarta (Selatan).

Masih menjadi obsesi saya adalah Terre d'Hermes. Padahal gampang dapetnya dan relatif murah, tapi entah kenapa saya maju mundur mau beli. Hmm.. mungkin karena label yang diberikan jelas-jelas untuk laki-laki yang maskulin, gini-gini saya masih kemakan advertisement yang bilang pere itu harus feminin ehehehe... Mungkin juga karena beberapa temen laki-laki saya memakai juga, nggak seru dong kalo kurang lebih beraroma sama dengan mereka :D

Tapi rahasia terbesar adalah: saya pengen banget pake Estee Lauder Pleasure, tapi nggak pede. No no no no.. am not that kind of lady who fits with Pleasure hahaha.... Tapi pengeeeeen..... :P