<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9640075\x26blogName\x3dthis+is+about+ME+and+me\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nanaworld.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nanaworld.blogspot.com/\x26vt\x3d-8684301165100716096', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Saturday, July 16, 2005

Life Is an Exciting Business, And Most Exciting When It Is Lived For Others (Helen Keller)

Sebuah imel aku kirimin ke 3 orang teman sekitar 4 hari yang lalu, dan kemaren aku terima forward-an dari imelku itu kepada beberapa orang lain yang dilakukan oleh salah seorang dari ketiga temanku di atas.
Dan di bawah imelku itu dia menambahkan quote di atas, yang adalah salah satu favoritku sepanjang masa.

Bukan karena aku kerja untuk Helen Keller International, kemudian aku jadi sangat menyukai quote itu.
Entahlah kenapa, rasanya kata-kata itu selalu bisa bikin aku ngerasa adem di hari terpanas pada musim panas hidupku hehehe…

Seperti sekarang ini, aku panik dengan segunung pekerjaan yang dateline-nya sudah menunggu di depan mata. Beberapa sudah lewat n aku gak bisa nyeleseiin tepat waktu. Nyaris nggak tahu lagi gimana cara mengurai n menyelesaikannya satu per satu. Boro-boro nengokin blog, aku bingung mau mulai nyelesaiin kerjaan dari mana dulu.
Yang ada malah aku ngerasa kecerdasan dan kreativitas yang dianugerahkan Tuhan buat aku hilang musnah tak berbekas.

Lain waktu aku ngerasa sangat bosan sama hal-hal yang harus aku kerjakan dan hadapi sehari-hari. Bahkan menghadapi Ima yang lagi ngelaporin progress pemberian kacamata di camp-camp pengungsian bisa bikin aku sakit kepala. Padahal dia cuma ceritain soal seorang bapak yang rese-rese lucu banget pas milih frame.
Aku jadi nggak inget betapa aku menghabiskan berjam-jam waktuku di optic untuk memilih frame yang paling cocok buat sun glasses-ku yang baru.

Aku lupa bahwa aku sangat mencintai hidupku, karena aku melakukan sebuah hal kecil untuk orang lain. Bahwa semua kerja kerasku menelusuri buku-buku literature dan jurnal, kemudian mencoba menuangkannya menjadi sebuah konsep kegiatan yang nyata adalah bagian kecil dari upayaku untuk membuat hidupku berguna untuk sebagian kecil orang di sekitarku.
Yang ada hanya cape. Bosan. Jenuh. Lelah. Frustasi.

Kenapa akhir-akhir ini aku kehilangan excitement itu?
Kelambatan respon teman-teman atas imelku di atas malah membuat aku jadi bete n bikin statement keras: buat apa bilang peduli sama orang lain kalo ngerasa diri mampu untuk berbuat sesuatu tapi nggak melakukannya!
Hmmm…statement yang gak bijaksana n contra productive!
Padahal aku harus menghormati kebebebasan kehendak semua orang untuk melakukan apa yang mereka mau.

Aku seperti diingatkan oleh quote di atas yang dikirimkan oleh my dearest friend: jeng sweet angel. Mbok ya santai to Jeng Na, kalo kehilangan kecerdasan ya beli aja lagi. Jangan kayak orang susah! :p
Aku harus bisa menjalaninya dengan lebih relax dan gembira (seperti yang disarankan oleh Pak dosen funky yang juga lagi fully occupied) dan tentyu saja dengan bersemangat.

Perlahan tapi pasti aku menyusuri setiap baris list pekerjaanku n akhirnya bisa menyelesaikan 3 items kemaren malem. Dan aku juga sempet telpon beberapa orang donor potensial untuk kegiatan sampinganku. Oh ya, aku bahkan sempet nelpon ibuku err…sebuah pekerjaan yang lebih sering aku tunda daripada aku laksanain tepat waktu dengan alas an err…sibuk *aku maluuu….* :p

Hihihi…ternyata aku masih bisa membuat diri jadi berguna buat orang lain, bukan hanya mesin yang mengerjakan semuanya tepat waktu.
Masih terasa berat banget sih buat nyelesein semua assignment, tapi hidup kan nggak akan menarik tanpa perjuangan di dalamnya. Tul nggak?! ;)

Thursday, July 07, 2005

Warteg

Pernah nggak denger joke yang mengatakan bahwa: di mana-mana ada Warteg, tapi di Tegal sendiri nggak ada.
Komentarku soal joke itu: BASI!!!!!!
Percayalah apa yang dikatakan Nana: Sumpah deh, di Tegal ada warung makan yang menamakan dirinya Warteg!
(Ditemukan pada saat perjalanan beberapa hari di wilayah Kabupaten Tegal. Sudah dilakukan cross check di peta untuk memastikan bahwa letak warung makan yang bersangkutan masih termasuk dalam daerah administrative Kabupaten Tegal sehingga dengan demikian bisa dijaga kualitas data ini dengan tingkat kepercayaan tinggi dan standar error yang tentu saja sedemikian rendahnya *anjrot bahasa gw*)

Berbanggalah menjadi orang tegal.
Sejauh pengalamanku traveling kemana-mana, cukup mudah buat nemu warteg a.k.a Warung Tegal di setiap sudut kota yang aku singgahi. Bahkan di Pacitan (my hometown) yang notabene adalah kota segede upil itu, aku nemu warteg juga hehehe..
Hebat memang!

Cukup banyak warteg yang menyajikan makanan dengan kualitas cihuy, tapi memang lebih banyak lagi yang ancur. Lha gimana gak ancur, semua makanan kok rasa vetsin!
Sindrom pake vetsin ekstra banyak ini amat sangat mewabah di kalangan Warteg.
Jangan-jangan ini salah satu cara untuk menekan harga makanan yang dijual, karena sebagai mana kita sudah sangat maklum harga makanan di Warteg tuh suka surprisingly very cheap.
Selain juga berdasarkan penyelidikan singkatku *dengan teknik2 intelijen yang cukupan canggihnya* ternyata banyak Warteg yang mendapatkan supply bahan dasar masakan langsung dari Tegal. Baik beras, bawang merah n bawang putih serta bawang-bawang yang lainnya. Dan itu adalah hasil produksi sawah mereka sendiri or dari kerabatnya yang tentyunya semua barang itu bisa mereka peroleh dengan harga yang ekstra murah.
Jadi deh harga makanannya jadi lebih murah.

Tapi banyak temenku yang alergi loh kalo diajakin makan di Warteg. Err..kayaknya sih karena gak gaya banget geto! Makan kok di warteg!

Bo’…plis deh! Never under estimate the power of Warteg!

Sebagai pecinta makanan enak, aku sangat menyayangkan hal ini. Buat aku sih selama makanannya enak, bumbunya nggenah (err..jelas kan maksudnya? Ini bahasa Jawa soalnya :P), bersih, dsb berarti makanan itu amat sangat layak untuk digemari. Apalagi ditambah bonus harga murah. Wuah.. what else can u ask!

Salah satu contoh kenikmatan makan di Warteg:
Pada sebuah perjalanan yang melelahkan dari Semarang ke Pekalongan *hiperbolik banget secara smg-pkl amat sangat dekat sekali :P* mampirlah kami (aku, slamet n driver) ke sebuah Warteg. Tempatnya gak terlalu luas, tapi bersih.
Jajaran makanan di etalase biasa-biasa aja, yang bikin aku gak terlalu bernafsu untuk mencicipi.
Aku pesen makan sambil ogah-ogahan: nasi ½ porsi, sayur daun singkong, cumi dimasak sama tintanya, tempe orek, kerupuk udang. Teh anget tawar sebagai temannya.

Suapan pertama biasa aja (soalnya nasinya doang).
Suapan kedua…hmmm…agak pedes.
Suapan ketiga…hmmm…cuminya kenyal-kenyl empuk gak menyusahkan buat digigit.
Suapan keempat…hmmm…sayur daun singkongnya kok berasa gini sih? Dikasih bumbu rahasia apa ya?
Suapan kelima…hmmm…enak!
Suapan keenam…hmmm…tempe oreknya cihuy.
Suapan ketujuh…hmmm…gak terasa jejak vetsin! (tentyu saja aku bisa ngerasain secara lidahku sensitive ma vetsin)
Dan selanjutnya dan seterusnya…sampai isi piringku berpindah semua ke perut dengan sukses hihihi…
Berapa total kerusakan yang harus dibayar? Cukup Rp 3,500 saja sodara-sodara!
(total kerusakan adalah terjemahan bebas dari total damage, sebuah istilah yang biasa aku pakai sama temen2 penggemar makan-makan untuk menyebutkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan sebagai imbalan kenikmatan makan yang didapatkan :P)

Dan…pengalaman makan di Warteg dengan nikmat gak hanya hari itu aja aku dapetin. Di Jakarta banyak lo Warteg yang menyajikan makanan murah meriah asal kita mau cari n berani salah sampe dapet yang bener-bener OK hehehe…
Salah satunya adalah yang menclok di deket tempat kos. Walaaaahhhh… masakane jan mak nyus tenan…(err…sekarang dah mulai menurun kualitasnya sih sejak si babe meninggal dunia).

So… Selamat berburu Warteg enak ya! ;)


(pstststst…sebenernya penyebaran Warteg masih kalah sama Warung Padang off the secara di pelosok Flores pun yang kalo kita kirim surat pake DHL aja nyampenya seminggu, aku pernah dengan sukses menemukan Warung Padang ‘Bundo Kanduang’ bercokol dengan gagahnya dan tak ada sebiji Warteg pun menyaingi :D)

Friday, July 01, 2005

Pengumuman Penting!!!

Diumumkan dengan gembira bahwa:
* Saya harus meghadiri rapat yang err...mungkin penting banget... di RS Karyadi, Semarang pada hari Kamis tanggal 7 July 2005.
* Kehadiran saya tidak bisa digantikan oleh pihak lain.
* Saya masih harus memastikan agreement dengan pihak analis sampel darah dilaksanakan dengan baik dan benar.

Dengan demikian maka diputuskan:
* Keberangkatan saya ke Atjeh ditunda sampai dengan tanggal 11 Juli 2005 (paling cepat)
* Saya akan bersenang-senang di Jakarta dengan gembira hati

Demikian pengumuman ini disampaikan agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak yang berkepentingan.


-nana-