<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9640075\x26blogName\x3dthis+is+about+ME+and+me\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nanaworld.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nanaworld.blogspot.com/\x26vt\x3d-8684301165100716096', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Friday, February 15, 2008

Tentang Free Sex

Jadi begini, awalnya saya merasakan sedikit kekisruhan di kepala pada saat beberapa tahun lalu mendengar salah seorang pembicara menyebutkan istilah free sex di sebuah media massa. Dan lama-lama kok ya jadi masuk ke hati juga ya. Saya sedikit demi sedikit merasakan ketidaknyamanan setiap kali baca ato denger istilah ini diucapkan oleh siapapun orangnya di dunia ini. Harus diakui bahwa beberapa kali saya sempat nyolot berats ke orang-orang yang (mungkin) tidak bersalah mengucapkan atopun menuliskan istilah ini.

Entah mana yang lebih dulu muncul, istilah free sex ato istilah sex bebas? Mudah-mudahan sih ada orang yang lebih mengerti tentang sejarahnya yang bisa ngasih sedikit pencerahan.

Tapi saya sih bingung ya, kita orang Indonesia ini lebih demen ngomong free sex daripada sex bebas seolah-olah kedua hal ini adalah sesuatu yang sama dan sebangun sehingga bisa dipakai ganti-ganti seenak jiwa. Padahal oh padahal, artinya bisa sangat beda banget loh.

Ini hanya pendapat saya saja, kalo ada free sex berarti ada paid sex kan ya? Free kan bisa berarti gak bayar, jadi kebalikannya adalah sex yang bayar. Coba liat sign board di banyak tempat yang menuliskan: This is for free, please try, artinya kita nggak akan ditarik bayaran kalo nyobain. Jadi sebuah keuntungan besar kan kalo kita dapet sesuatu dengan free?
So kalo ada orang yang bilang mencegah penularan HIV AIDS itu salah satunya dengan tidak melakukan free sex, berarti yang paid boleh dong….. Lha wong yang harus dijauhi adalah yang free gitu loh!
Pertanyaan saya jadi gini loh: emang ada yang salah ya kalo dapet sex yang free???

Coba kalo kita pake istilahnya adalah sex bebas, mau gratis mau bayar kan tetep aja namanya bebas. Lha terus yang nggak bebas itu yang gimana? Ya yang hanya dengan satu partner, aman, bertanggung jawab, dsb.

Itulah sebabnya saya ndak pernah suka dengan pemakaian istilah free sex. Saya lebih suka pake istilah sex bebas walopun ini juga gak tepat-tepat amat. Tapi paling enggak inilah yang menurut saya paling bener dipake sampai dengan nanti kita menemukan istilah yang lebih baik.
Karena istilah free sex sangat mengandung makna ganda dan bisa diartikan dengan cara yang salah dengan sangat mudahnya. Bo.. emang sih teorinya orang nggak akan sebodoh itu memutar balikkan kata-kata, tapi percayalah kalo kita nggak firm mengatakan sesuatu sesuai dengan definisi yang kita maksudkan, bakalan susah deh bikin orang ngerti, percaya dan ngelakuin apa yang kita minta.

Ini pemikiran saya aja ya, mungkin orang lain yang lebih ahli punya pendapat lain. Tapi menurut saya sih emang harus segera dikaji pemakaian istilah yang baik, soalnya banyak banget selebrity2 yang tergolong nggak mau terlalu maksa make otaknya yang asal ngomong menunjukkan kepedulian ke masalah sosial ini. Secara para seleb ituh sekarang jadi panutan utama para ABG ya…. bisa gawat kalo anak-anak itu nggak dapet informasi berimbang, benar dan kritis. Masa kita mau generasi muda Indonesia menjadi golongan nggak make otak kayak sebagian selebrity itu????

Tuesday, February 05, 2008

Sudah Bulan Februari

Seperti baru mendapat kesadaran baru, kok hari ini ternyata sudah ada di dalam bulan Februari? :p Kok waktu cepet banget berlalu ya...

Yang jelas aroma kerja keras di awal tahun ini masih kenceng banget baunya. Setelah itu kayaknya nggak sempat slowing down, karena setelah saya hitung-hitung lha kok tiba-tiba aja saya sudah menclok di berbagai kota di Indonesia dalam jangka waktu yang singkat ini. Oh ya, sudah sempat ber-weekend escape ke Bali di akhir bulan Januari pula di tengah jadwal traveling yang padat. Bali di akhir Januari lalu bener-bener jadi siksaan fisik buat saya. Secara panasnya minta ampyuuuuuun.... tapi masih teuteup kurang berhasil memberikan warna kulit yang tan eksotis ala gadis-gadis Bali. Entahlah, menurut temen saya yang-namanya-tidak-usah-disebutkan itu memang tone kulit saya ini susah buat diperbaiki either menjadi lebih terang atau lebih gelap. Pokoke hasilnya akan selalu nanggung (halah curhat colongan :p)

Kata kakak saya sih kalau kita ngerasa waktu berjalan sangat cepat berarti kita benar-benar sedang mengisi hidup kita dengan bergairah (iya, bergairah adalah istilah yang dipilih sama kakak sayah huehehe...). Tapi rasanya saya sih hanya menjalani hari-hari dimana saya harus mengurusi pekerjaan aja kok. Nggak ada pake bergairah2 gitu.

Well... renungan siang hari yang gak penting sepertinya. Mohon maklum, siang hari ini saya sedang mendekati depresi karena harus menghasilkan tulisan satu halaman (maksimal) tentang pelajaran berharga yang kami dapatkan dari bekerja di Flores. Batasan satu halaman inilah sumber kebuntuan ide-ide yang harusnya sudah mengalir dari ujung-ujung jari saya yang lincah ini dari sejak tadi pagi. Dan browsing info tentang asuransi jiwa menjadi lebih menarik daripada ngerjain tulisan *sigh*

Eniwei, selamat menikmati Februari 2008.