<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9640075\x26blogName\x3dthis+is+about+ME+and+me\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nanaworld.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nanaworld.blogspot.com/\x26vt\x3d-8684301165100716096', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Friday, July 29, 2011

This is not ME

When the way your heart and mind responding things happen in life in a very strange manner and even opposite from it used to be... I bet you will feel life is treating you badly. Yeah it feels like you are not living in your own body anymore. You may ask yourself question like: Where is me that I used to know???

So should you stay or should you go?

Thursday, July 28, 2011

.....

Hanya dengan berbicara denganmu menenangkan hati
Terima kasih, sayang

Sarapan Alias Break yang Fast

Si pacar tinggal di rumahnya yang geda yang garasinya bisa dipake main bola itu sendirian. Sayah tinggal di apartemen mungil yang mirip kamar kos yang diperlebar ini juga sendirian. Dulu waktu masih mudaan dikit (sekolah maksudnyah) kami berdua sama-sama anak kos. Dia memulai dari sejak SMP kalo saya mah dari kuliah ajah. Sekarang ini secara umur dan jenis tempat tinggal rasanya kami seharusnya bisa dikategorikan selesai dari tahapan kos. Tapi emang beneran begituh?

Kalo menurut sayah nih ya, si pacar itu sampai sekarang masih bisa dikategorikan sebagai anak kos abadi. Karena eh karena: DIA NGGAK SARAPAN DI RUMAH. Yak betul, itu adalah ultimate indicator of anak kos according to me, uhuy! *benerin kacamata ala waluh*
Sodara-sodara sebangsa dan setanah air, makan siang di luar itu biasa kalau anda bekerja di luar rumah. Makan malam di luar pun masih bisa dimaafkan kalau kantornya jauh. Tapi sarapan di rumah adalah hal yang sangat penting untuk membedakan apakah anda masih membawa mentalitas anak kos atau tidak dalam kehidupan orang dewasa yang sangat kejam ini *cih*

Sebenernya kalau ditilik dari indikator visual seharusnya saya lebih pas disebut sebagai anak kos sejati :p Ya iyalah, salah satu ciri anak kos itu kan tinggal di satu ruangan dimana segala sesuatu dilakukan di situ. Kamar mandi bisa sharing bisa sendiri sih dan dapur biasanya pasti sharing. Saya kan begituh.

Rumah mungil saya di sini (sekarang) terdiri dari sebuah ruangan luas yang dibagi menjadi beberapa sections. Sudut untuk duduk nonton TV dan bekerja, sudut tidur, sudut pantry dan dapur. Kamar mandinya nemplok di dekat pantry corner. Rumah dia kan bener-bener rumah dimana setiap fungsi kegiatan rumah tangga disediakan tempatnya dan dipasang pemisah berupa tembok. Haiyah sungguh deskripsi yang sangat ciamik :p

Mari kita liat pantry corner sayah dengan dapur dia. Secara saya punya itu cuma ada kulkas, microwave, sink, rak perabotan kecil sajah. Apa coba yang bisa dimasak dengan microwave? Eeeerrr banyak sbenernya, cuma saya aja yang nggak tau gmana caranya hihihi.. Kalo dapurnya si pacar pasti lengkap jaya. Ya eyalaaah rumah gitu loh.

Jadi jadi jadi kesimpulannya seharusnya kami memanfaatkan yang ada di dapur untuk mengurus diri sendiri. Anak kos itu sarapan di luar karena memang nggak bisa masak atau nyimpen makanan di kamar. Kami yang bisa melakukan kedua hal penting itu seharusnya sarapan di rumah. Sayah sudah mulai sarapan di rumah. Dia? Di kantor teuteup... memilih dari menu-menu andalan Nasrul hehehe..

Dengan bangga saya nyatakan bahwa saya hampir lepas dari attitude anak kos hihihi.. Mungkin sudah saatnya mendorong dia untuk sarapan di rumah. Kalau perlu makan malam juga di rumah. Atau meracuni dia untuk punya asisten rumah tangga lagi supaya rumah lebih diapresiasi sebagai home and not just a shelter?

Sungguh pembahasan yang sangat penting pagi ini :p

Wednesday, July 27, 2011

Aku Ingin

Ketika mencintaimu harus berbagi
Ketika mencintaimu harus berada dalam ketidakpastian
Ketika mencintaimu menciptakan kekhawatiran abadi
Ketika mencintaimu membentangkan jarak dan tersiksa karenanya
Ketika mencintaimu adalah menunggu

Ketika mencintaimu membuatku buta

Aku tidak tahu lagi mana yang benar dan mana yang salah
Aku tidak tahu apa yang harus diputuskan

Aku hanya tahu bahwa aku mencintaimu, dan ingin bersamamu
Selamanya

Saturday, July 23, 2011

Mencari Sarang

Sebuah kebodohan telah terjadi di awal minggu ini, saya lupa kalau kontrak dengan apartemen yang sekarang akan berakhirpada tanggal 29. Sadarnya pas udah tanggal 16 hahay!! Baiklah dengan sisa waktu yang tinggal 13 hari ini saya pun tergopoh-gopoh untuk mencari tempat baru.

Ya, mencari tempat baru. Rasanya saya agak ciong dengan tempat yang sekarang. Ehehehe..begitulah, saya percaya dengan hal-hal 'begituan'. Bahwa energi dari sebuah rumah akan mempengaruhi apa yang akan kita rasakan selama tinggal di sana. Memang sih saya akan banyak traveling, tapi kan bukan berarti saya harus mengabaikan kenyamanan hidup kalau sedang ada di rumah.

Dari hari pertama tinggal di sini selalu ada sesuatu yang membuat saya gelisah. Ada-ada aja deh kegelisahan itu yang sedikit banyak mempengaruhi performance kerja saya. Kegelisahan itu mempengaruhi konsentrasi saya. Saya khawatir itu akan mempengaruhi hubungan saya dengan si pacar. Iya banget di awal-awal, tapi sukurlah mudah-mudahan sekarang terutama saya sudah bisa mengendalikan semuanya dengan lebih baik.

Saya punya banyak tamu. Resikonya tinggal di salah satu affordable heaven on earth for Indonesian, banyak teman dan keluarga yang sudah menjadwalkan kunjungan ke sini. Sebagai host saya ingin bisa menjamu mereka dengan baik. Tempat tinggal dengan ruang yang cukup memang kemudian menjadi kebutuhan.

Selain itu, sebentar lagi bulan puasa. Rasanya nggak afdhol kalo saya tidak menjaga dengan baik kehalalan makanan yang saya konsumsi. Di kota ini, dimana makanan halal hanya punya tiga pilihan 1). mahal banget 2). lokasinya jauh pisan 3). makanan awetan dalam kaleng *mendadak mual pusing* maka saya harus mengusahakan sendiri. Pilihan paling murah adalah masak sendiri. Tempat saya sekarang nggak ada kompor. Kalo mau masak ya harus pasang kompor sendiri. Dan nggak ada penyedot asap, jadi bisa dibayangkan betapa baunya kasur dan bantal setelah saya menggoreng telur dadar misalnya. Studio apartment gitu loh...

Kebutuhan saya sekarang adalah: apartemen dengan dapur dan kamar terpisah dengan sofa besar yang bisa buat tidur. Sialnya yang seperti itu harganya maharani :p Jadi saya harus menemukan tempat yang dalam jangkauan jalan kaki dari kantor supaya bisa menekan biaya transportasi.

Pusing deh ya beberapa hari ini kelilingan gedung-gedung apartemen. Tadi nemu tempat dengan harga yang cocok tapi nggak ada kasur, sofa dan kompor. Yang punya akhirnya mau beliin sofa dan kasur tapi harga naik 30%. Plus dia nggak mengizinkan memasak dengan kompor di unit dia. Sudahlah ke laut aje deh yeeee..

Masih pusing sekarang karena pilihan yang ada tinggal sedikit, mahal, dan saya harus berpacu dengan waktu dan kompetisi dengan calon penyewa lain. Masih ada beberapa appointment yang harus saya datangi di hari senin. Ada juga sih yang menjanjikan kamis nanti tapi stralah nggak mau nunggu ah. Gila aja sewa berakhir jumat kok saya kamis masih belum punya pilihan. Bikin kontrak dengan pemilik dan pengelola kan juga butuh waktu gituh.

Final decision: Monday night. Nanti akan mengapdet kembali akan kemana saya bersarang dalam 6 bulan ke depan hiks hiks.. Wish me luck, world *menunduk takzim*

Labels:

Monday, July 18, 2011

Berkendaraan Umum Di Bangkok

Bukan sok, tapi tinggal di Jakarta sedikit membuat saya parno memakai angkutan umum. Pertama karena kualitas armadanya yang pasti akan berbanding lurus dengan kualitas layanan dan keamanan. Kedua karena kelakuan barbar awak angkutan umumnya. Ketiga ya karena memang aturan operasional angkutan umum itu tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ato jangan-jangan memang nggak ada aturannya ya? Jangan-jangan saya cuma berasumsi bahwa mereka seharusnya cuma angkut dan turunin penumpang di halte.

Perbedaan tarif antara kopaja, metromini, mikrolet dengan taksi sungguh sangat jauh sekali. Rasanya nggak ada satu jenis angkutan umum yang ada di tengah2 tarifnya. Jadi ya kalo saya mau pakai kopaja dari rumah ke kantor maka total tarif adalah IDR 6,500. Sedangkan dengan taksi saya harus membayar minimal IDR 35,000. Saya pilih taksi karena mikir dulu nggak apa-apa deh bayar jauh lebih mahal daripada saya diperlakukan nggak manusiawi di kopaja.

Petualangan hidup di Bangkok, saya banyak sekali pakai angkutan umum. Ini adalah hal-hal yang saya suka tentang berkendaraan umum di sini:

1. Terencana (sepertinya)
Jadi skytrain dan MRT sebagai sistem angkutan massal yang paling mutakhir kalau diliat-liat memang dirancang untuk menjangkau 4 arah mata angin kota Bangkok. Sukhumvit line dan Silom line bersinggungan di Siam sehingga para penumpang bisa menggunakan keduanya dengan leluasa. Bus kotanya berbentuk besar seperti Mayasari Bhakti dengan kualitas kursi yang sebenernya kurang lebih sama aja. Tapi jarak antar kursi dan perawatannya jauh lebih baik. Bus-bus kota ini berfungsi sebagai feeder untuk skytrain dan MRT sehingga pelayanan menuju seluruh wilayah kota cukup baik terpenuhi.
Kalo mau pergi keluar kota dengan angkutan umum juga enak, ke utara pake bus ya naik dari Mo Chit kalo ke selatan ya dari Ekkamai. Ke selatan naik kereta ya dari Samsen kalo ke utara ya dari Hualamphong.

2. They deliver
Salut untuk walikota Bangkok periode 10 tahun ini yang benar-benar menerapkan prinsip walk the talk. Saya bicara tidak untuk 1 orang saja tapi beberapa periode dan orang yang berbeda. Mereka berjanji, membuat rencana, dan memenuhi janji itu. Saya tidak membahas bagaimana korupsi yang terjadi selama proses pembangunan mass transport system di kota ini, tapi paling tidak mereka benar-benar menepati deadline dari perencanaannya. Airport link selesai pada waktunya dan beroperasi saat ini. Perpanjangan jalur dari On Nut yang disebutkan di website akan selesai pada Agustus tahun ini disebutkan dengan jelas tanggal kapan akan diresmikan pemakaiannya. Beberapa waktu lalu saya melewati stasiun-stasiun baru itu dan mendapat kesan bahwa mereka sekarang sedang finishing touch.

3. Armadanya cukup
Belum pernah rasanya saya menunggu BTS lebih dari 5 menit. Mereka selalu datang tepat waktu. Eeerrrr operasinya BTS ini bukan mengandalkan sistem mesin komputer aja ya, karena in fact ada pak masinis mengendali kuda (besi) supaya baik jalannya *halah*. Saya pikir karena jumlah armada yang cukup inilah maka BTS dan MRT menjadi...

4. Bisa penuh pada jam sibuk tapi tetap beradab
No worries, kalau kereta sebelumnya terlalu penuh untuk dinaiki, tunggu aja 3 menit kemudian kereta berikutnya akan datang. Saya belum pernah mengalami berdempetan kayak sarden seperti di busway pernah terjadi di BTS. Ya penuh sih tapi kita tidakperlu sampe harus bener-bener kayak leupeut dibungkus daun pisang. Saya pikir kenyamanan penumpang ini juga dipengaruhi oleh...

5. Para penumpang yang beradab (atau cuek? atau aneh?)
Kalau satu penumpang busway berdiri dari duduknya pada saat jam sibuk, sering kali belum tegak dia berdiri kursinya sudah akan diduduki oleh penumpang lain yang semula berdiri. Ajaib banget kalo di sini! Jadi ya, mereka sangat patuh untuk memberikan prioritas kepada perempuan hamil (ato tampak gemuk), bawa anak dan orang tua. Kalo soal prioritas kepada monk sih nggak usah ditanya ya :) Kemudian setiap ada yang berdiri untuk turun, penumpang yang berdiri nggak ada yang ngelirik kursi itu. Si penumpang kemudian akan turun di stasiun tujuan tanpa diusik tempat duduk kosongnyah *kagum* Hal pertama yang dilakukan oleh penumpang lain adalah: scanning, ada nggak di gerbong itu yang akan mengambil tempat duduk kosong, ada nggak yang harus diprioritaskan. Biasanya mereka akan saling lirik sambil kursi kosong itu dibiarin aja beberapa detik. Nanti akan ada akhirnya yang ngambil tuh kursi sih, tapi memang butuh a while.
Yang unik lagi, saya kok ngeliat mereka lebih suka berdiri ya. Sering nih kereta kosong tempat duduk nganggur banyak banget tapi tuh orang-orang malah berdiri-diri aja. Mungkin mereka berfikir: 1). deket ini 2). baju gue bisa kucel kalo dipake duduk 3). berdiri di kereta itu keren :p

6. Sopir-sopir bus kota
Kalo mobil nggak pake AC sopirnya lebih ugal-ugalan juga berlaku di sini ehehehe... Yang beda adalah bus kota patuh hanya berhenti di haltenya (nggak setiap halte dia berhenti) dan penumpang juga patuh aja tuh nggak nunggu di tempat yang salah. Kalo mau ke Big C saya harus naik bus nomor 3 yang sialnya nggak berhenti di halte depan gedung jadi sayah harus jalan 1 halte lagi *sigh*

7. Tarif
Secara umum tarif angkutan umum di Bangkok lebih mahal daripada Jakarta. Menggunakan BTS dan MRT memang tidak murah kalau pake pembandingan dengan busway. Pergihanya 1 stasiun away saja tarifnya setara dengan IDR 6,000 bayangkan dengan naik busway dari Ragunan ke Kota yang jauhnya nujubile dan bertarif IDR 3,500 sajah. Tapi kita mendapatkan ketepatan waktu. On Nut - Aree is 25min, precisely padahal jauhnya minta ampun tuh. Mau lebih murah dan agak lambat pake bus kota, 6 Baht yang setara dengan kurang lebih IDR 1,800 saja. Mau nyaman dengan resiko harus menjelaskan dengan bahasa tarzan ya pake taksi saja, argo dimulai dari 35 baht (IDR 10,500). Atau mau coba naik ojeg? Tarif untuk jarak dekat dimulai dari 20 baht (IDR 6,000). Ngemeng-ngemeng tukang ojeg di sini wajib pisan pake rompi seragam :D

8. Less pollution (?)
Jadi angkutan umum di sini semua pake BBG. Itu taksi kalo dibuka bagasinya ada tabung gas gede ngabisin tempat. Berasa di dalam kompor tapi konon katanya BBG menghasilkan polusi lebih sedikit

Hmmm bukan bermaksud rasis tapi saya suka sebel kalo di gerbong kereta ada orang-orang dari timur tengah atau india. Pertama karena mereka hampir selalu always berombongan, kedua berisik,ketiga kelakuan berasa kayak penguasa jagad raya, keempat baunya ajaib *maap maap sumpah deh maap* Bulan-bulan ini adalah musim mereka liburan ke Thailand. Suka kesian deh liat native Thai yang sopan santun dan pendiam harus menahan diri dengan kelakuan pendatang seperti itu. Oh ya kadang suka malu juga karena kelakuan rekan senegara, karena seperti kebiasaan orang Endonesah, kagak mau masup ke dalam kereta alih-alih bergerombol di depan pintu masuk dan ngalangin orang mau keluar.

Demikianlah cerita tentang suka duka tinggal dan menaklukkan kerasnya transportasi umum di Bangkok dengan gaji ala Jakarta *haiss*

Labels:

Friday, July 08, 2011

Menunggu

Ini malam terakhir aku ada di kotamu. Dan aku melakukan hal yang sama seperti kebiasaan kita dulu. Aku duduk menyelesaikan pekerjaanku sambil menunggumu datang untuk kemudian kita pulang bersama. Selalu ada rasa yang tak bisa kujelaskan setiap aku menengok ke kiri dan melihat senyummu muncul dari arah pintu masuk.

Ini malam terakhirku, tapi aku masih ingin melakukan hal yang sama besok hari.

Hal-hal kecil kita, aku rindu..

Labels: ,

tsah...

Kita tertawa bersama seolah mentertawakan hal yang sama
Kamu berbagi tawa dengan istrimu
Aku mentertawakan kebodohanku karena mencintaimu

-mengutip DeltaKirana #fiksimini-

Labels: ,