Alamat kontaknya ada di dalam daftar teman saya di bb tapi saya memang jarang sekali berkomunikasi sama orang satu ini. Oh well..saya sudah kenal dia jauh sebelum akhirnya takdir membuat kami tinggal di kota yang sama, dan dari dulu juga tahu bagaimana cara menghubungi dia, tapi ya memang nggak ada yang harus diomongin aja. Ehehe salah satu kelemahan memang susah ngobrol basa-basi. Maklum referensinya pilem holiwud yang mana basa-basi adalah membicarakan soal cuaca. Sejak kapan saya bisa lancar membicarakan cuaca? Daripada kagok mendingan diem bukan..:p
Anyway entah ada angin apa beberapa hari lalu kami bercakap lewat bbm. Yak, sarana komunikasi gratis itu :D Dan teman saya ini bercerita tentang 'GUNDAH'. Dia bilang tarolah kita kena kanker maka dokter akan menghilangkan sel kanker, be it sedikit ataupun sampe harus amputasi anggota badan. Hey kita bisa bed rest loh selama menjalani terapinya, istirahat gituh deh berhenti dari aktifitas. Tapi kemudian kita bisa melanjutkan hidup dengan sisa anggota badan yang ada. Lha kalo yang sakit itu hati trus gimana? Badan kan tetap harus hidup dan menjalani hari-hari ya...
Kalau buat dia, obat yang dia ambil untuk mengatasi efek sakit hati sambil menunggu sembuh (yang bisa bertahun atau bahkan seumur hidup itu) adalah: makan. Kalau masalah hatinya ringan ya dia nambah makan dalam porsi ringan. Kalau masalahnya berat ya makannya awur-awuran. Begitulah.
Entah mengapa setelah sekian lama kami kenal secara formal karena pekerjaan yang kadang2 diselingi hang out kecil nggak penting itu, si teman mengajak saya berbicara tentang topik yang sangat aneh ini. Ya nggak aneh kalo misalnya saya ngobrolin topik ini sama Mira ato Okti gitu. Lha ini sama makhluk antah berantah hehe.. Yang namanya ngobrol itu adalah dua arah ya, jadi terpaksalah saya membagi cerita juga dengan dia tentang kegiatan mengatasi gundah. Saya bilang kalau lagi gundah itu saya belanja. Dan dia ketawa2 mencela bahwa wanita dan belanja itu bukan stereotype tapi fakta :))
Lalu saya pikir-pikir lagi pagi ini, bener gak sih sebenernya bahwa saya mengatasi gundah dengan belanja? Kayaknya nggak sesederhana itu deh.
Rasanya nih ya... kalau kadar kegundahannya masih ringan biasanya saya butuh pergi ke shopping center. Liat-liat aja dan kemudian end up di toko buku, beli-beli, dan diakhiri dengan makan enak.
Kalau dalam kadar menengah baru deh saya beneran beli-beli benda yang sebenernya tidak akan pernah saya pakai. Pengakuan terbuka nih, waktu mau pindahan ke sini saya mendonasikan isi lemari kepada yang membutuhkan. Dan diantara benda-benda itu ada sejumlah benda yang tidak pernah sama sekali saya pakai. Beberapa sudah dicoba dan beberapa lagi masih punya price tag *sigh*
Kalau gundah dalam kadar berat dimana saya mencoba untuk menekan dan menyembunyikan, makan adalah pelarian saya. Sampai sebelum puasa tahun ini berat badan saya melonjak hampir 6kg and God knows what's the reason.
Gundah dalam keadaan berat itu kadang-kadang nggak bisa saya tahan untuk diri sendiri. Karena itulah saya butuh bercerita. Nah kan sekarang terjelaskan kepada dunia kenapa saya kadang hire professional expert untuk mendengarkan saya bercerita dan membantu saya berfikir. Because as an introvert by default, I cannot afford personal pressure by telling my problem to friends. Oh well of course I did verbal diarrhea to my closest circle, but for the deepest issue.. I let my shrink take care of those.
Oh my.. I sound like a complicated person (which I do and I don't care :p)
Labels: people behaviour